follow me @wirhii

Minggu, 24 Juni 2012

Cinta Bisu#1

       KRING..KRING....KRING itulah bunyi jam weker Felicia yang terus berdering, sudah 5 kali weker ini bunyi, tapi kenyataannya Felicia masih saja belum bangun. padahal hari ini adalah hari yang penting buat Felicia. 
      KRING....KRING...KRING ini adalah bnyi weker untuk ke-6 kalinya, Felicia sudah mulai bergerak,lalu membuka matanya walaupun belum sepenuhnya dan meraba-meraba ke meja kecil yang tepatnya berada di sebelah kiri ranjangnya. Felicia terus meraba dan akhirnya apa yang ia cari telah ia temukan. Feliciapun mulai bangun dan duduk di ranjangnya sambil menatap jam weker yang ia pegang. waktu menunjukan pukul 8.30 pagi.
       "huaaahhh, tidurku lama juga yah. aku bangun jam setengah 9.ckckckck." Felicia yang berbicara sendiri sambil menguap.
        Tapi ada sesuatu yang ganjil baginya, saat dia mulai membereskan ranjangnya ia tiba-tiba teringat sesuatu.
        "Hah, kok tumben gua bangun jam setengah 9. tapi ada apa dengan setengah sembilan yah? setengah sembilan, setengah sembilan, setengah sembi..."
         Fikirannyapun tiba-tiba menuju ke hari kemarin. saat pulang sekolah Felicia yang baru keluar dari kelas tiba-tiba dari belakang Revan memegang tangannya.
        " Fel, besok jangan lupa setengah sembilan yah ingat aku nunggu kamu di taman kompleks. kalau kamu terlambat nyesel loh, aku gak jadi bantuin kamu kerja tugas kamu itu, soalnya ada banyak juga yang harus aku kerjain. oke?" 
         Tapi pada saat itu Felicia cuman mengangguk-ngangguk sambil tersenyum-senyum sendiri, soalnya dia kegeeran tangannya dipegang sama orang yang di suka banget. entah dia nangkep atau enggak perkataannya Revan kakak kelasnya yang sempurna bagi seluruh siswi SMP dan SMA di sekolahnya. Setelah baru ingat Felicia sangat terkejut.
           "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa kak Revaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnn" teriakan Felicia.
          Dengan penampilan yang masih udik, belum mandi, belum gsosok gigi, belum nyisir rambut Felicia langsung bergegas membawa tasnya dan langsung berlari melewati beberapa rumah sepanjang kompleks, ia mengeluarkan seluruh tenaganya agar bisa berlari. Jantungnya terus berdebar, ini semua bukan karena ia takut tugasnya yang sulit itu gak bisa diselesaikan, sebenarnya Felicia adalah siswi yang pintar bahkan tugas sesulit apapun ia bisa selesaikan. termasuk tugas ini, hanya saja ia takut kalau dari tadi Revan sudah menunggunya di taman.
      "hah..hah..hah, akhirnya sampai juga" tepat di depan pagar taman Felicia berhenti kemudian ia membungkukan badannya sambil memegang lutut dengan keduatangannya diikuti dengan suara ngosngosannya karena ia berlari dengan kencang.
            Tak lama ia pun kembali berdiri dan mengamati keadaan di sekitar taman.
           " Kak Revan di mana yah, apa ia sudah pulang?" sambil menengok ke kanan,kiri dan belakang Felicia bertanya kepada dirinya sendiri.
           Akhirnya ia melihat Revan yang sedang duduk di bangku panjang bewarna putih di bawah sebuah pohon yang rindang sedang berpangku tangan, dan sesekali melihat jam tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
         "Kak Revan.... Kak..." sambil berlari menuju tempat Revan duduk Felicia melambai-lambaikan tangannya.
              Saat Felicia mulai mendekat, Revan pun berdiri dari tempat ia duduk sambil berdehem.              
           "Ya ampun Fel, ini tuh sudah lewat jam setengah sembilan kalau diliat dari penampilan kamu, kamu baru bangun kan. ckckck. Fel,Fel" Revan yang menunjukan rasa kecewanya kepada Felicia.
             "Maaf yah kak, soalnya...soalnya... a.a..a..ku sudah minum obat yang buat aku jadi tidur nyenyak karena aku sedang kurang enak badan. Tapi demi aku bisa ketem.. maksudnya bisa nyelesaikan tugas aku yang sulit ini aku harus pergi ke sini, bahkan tadi aku lari loh kak sampai ngosngosan gini."
            sambil menggaruk kepalanya Felicia, berbicara agak sedikit gagap. dia berusaha mencari alasan yang bisa meluluhkan hati Revan.
             jadi kamu sakit Fel, kalau aku tahu aku bisa datang ke rumah kamu. Kamu gak perlu berlari sejauh ini. Revan yang berkata dalam hatinya, tapi ia tidak memperlihatkan kekhawatirannya tersebut kepada Felicia.
               "udah jangan banyak alasan, lo tahu kan gua paling gak suka nunggu lama kayak gini. ya udah kita mulai aja ngerjain tugas kamu."
                kenapa selama ini kak Revan selalu berlaku baik kepadaku, tetapi apa kakak tahu kakak juga selalu berlaku kasar yang bisa buat aku menjadi sedih. dan kenapa harus  mempermasalahkan soal kakak yang hanya menunggu setengah jam, sedangkan aku sudah menunggu selama 3 tahun tapi aku gak pernah ngeluh. mungkin inikah jawabannya, aku bukanlah orang yang ada di hatinya. aku harus bagaimana? sangat sulit untuk melupakanmu Revan Ardiansyah. Sambil mmemandang Revan yang menjelaskan sambil menunjuk buku tugas Felicia, Felicia berkeluh-kesah  tetapi tidak mengatakannya langsung, ia hanya berkata dalam hatinya saja. karena ia tidak bisa menahannya air matanya jatuh di buku tugasnya.
                  " kamu nangis yah Fel?" Revan yang terkejut karena tiba-tiba melihat Felicia yang meneteskan air mata.
               "ahh,., iya. ini karena aku terharu kak Revan bisa menyelesaikan soal yang sulit ini.hehe" Felicia kaget karena kedapatan sedang menangis lalu iapun menghapus air matanya. "ah lanjutin aja kak, oh ini,,.."
                Kenapa,kenapa Fel sebenarnya apa yang terjadi? air mata mu itu tidak menunjukan kalau kamu sedang terharu. itu menunjukan kalau ada yang sudah menyakiti kamu, apakah orangnya adalah aku. Maaf Fel, benar-benar maaf. apakah ini gara-gara aku tadi marah sama kamu?. Aku harus bagaimana, aku belum tahu apa yang harus kulakukan biar kamu terus menunjukan senyummu yang paling manis. sambil memandang Felicia yang sedang serius Revan juga berkata dalam hatinya.
           "Hah, sekarang aku sudah ngerti kak. ka', ka' Revan." Felicia mengagetkan Revan yang sedang menghayal.
               "o..o.. iya. Bagus kalau begitu"
               "hehe, makasih yah kak. aku udah mau diajarin, kalau gitu kita pulang aja sekarang bukannya ada yang banyak harus dikerjakan oleh kak Revan?" sambil tersenyum
               "ah iya sama-sama, sebenarnya gue.. gu..gue sa..sa.. senang bisa ngajarin kamu"
               "ah tetap saja aku harus berterimah kasih." sambil tersenyum
               Hah, kenapa begitu sulit untuk mengungkapkannya. jantungku berdebar keras setiap ingin mengungkapkan itu. aku harus bagaimana? mungkin aku butuh waktu yang tepat buat ngungkapin rasa sayang ini. ungkap Revan di dalam hatinya
              "ya udah kita pulang bareng yah kak, kak Revan masih nginap di rumahnya tante kakak kan?
              "iya sih, tapi maaf yah Fel, soalnya aku harus jemput seseorang truss arahnya berlawanan."
            Mendengar itu, Felicia sangat kecewa berbaga macam fikiran negatif menghampirinya. Seseorang? apa itu kak Fira? apa gosip itu benar? apa mereka berdua memang pacaran?.
             "Ah, iya gak papa kok." Felicia yang berusaha tersenyum demi menutupi kekecewaannya.
             "yah udah kalau gitu kamu duluan aja Fel."
             "Oh, iya kak. permisi dulu yah." sambil tersenyum, begitupun dengan Revan.
             Aku harap kamu gak salah paham Fel, aku cuman mau jagain kamu dari kejahuan. Kamu tenang aja ada aku di belakang kamu yang sedang berusaha jagain kamu.Aku juga gak tahu apa alasannya Fel, setiap aku ada di samping kamu jantungku berdebar keras sehingga membuatku bersikapa dingin padamu. maka dari itu lebih aku mengikutimu dari belakang saja yah. ungkap Reva di dalam hatinya sambil berjalan  namun jauh di belakang Felicia.
              Sedangkan Felicia terus saja berjalan dengan raut wajah kecewa tanpa menyadari kalau Revan sedang mengikutinya dari belakang.

3 hari kemudian di sekolah
           "Anak-anak, sebenntar laggi sekolah kita akan mengadakan Pentas Seni antarkelas. dan ibu sebagai walikelas kalian serta merupakan guru Seni Buddaya ibu sudah mempersiapkan apa yang akan kalian pentaskan pada Pentas Seni nanti." dengan meddo' Jawa wali kelas VIII.1 tepatnya wali kelas Felicia menjelaskan tentang Pentas Seni.
           "Memangnya, apa bu yang kita tampilkan nanti di PENSI." Felicia si siswi berkacamata bertanya.
        "Sebuah drama tentang Cinderella, dan yang akan menjadi  Cinderella  adalah kamu Fel. tapi kamu tenang ajja ibu suddah mempersiapkan semuanya. mulai dari skenario, pakaian, properti dan make up."
           Karena senang dan bangga kepada guru mereka, mereka semua bertepuk tangan sambil bersorak, dan membuat sang guru berbesar kepala.
          "Lah trus, yang jadi pangerannya siapa bu? saya saja yah bu." seorang siswa culun berkata dengan semangat.
          "Maaf Dimas, tapi ibu sudah punya peran buat kamu selain Pangeran. karena yang akan jadi pangeran nanti itu adalah Labib."
           Sambil memandang seorang siswa yang duduk di sebelah Felicia, Labib adalah siswa yang diidolakan oleh siswi-siswi kalangan SMP karena ia memiliki wajah cakep yang diidolakan banyak remaja cewek. Gimana gak cakep, dia punya campuran Pakistan.
             "cieeeee,sit suit... pasangan serasi bu" serentak teman-teman Felicia berteriak. Dan membuat Labib menjadi salah tingkah tetapi Felicia biasa-biasa saja karena menurutnya Labib hanyalah sekedar teman dekat dan tidak lebih. yang ia tahu, ia hanya menyimpan seorang yang memang ia sudah suka selama 3 tahun yaitu REVAN.

               Setelah lama latihan, akhirnya hari itupun tiba. yang terlihat paling sibuk adalah Felicia. karena dia harus ganti baju 4-kali yang pertama baju compang-camping, kedua memakai gaun, ketiga baju compang-camping lagi, dan yang terakhir gaun. Adegan yang ditunggupun tiba, saat Pangeran akan mencium Cinderella. Namun hal ini tak dibiarkan oleh Revan, Revan yg pada saat itu bertugas sebagi photographer berdiri di samping panggung kemudian memungut batu kerikil yang ada di tanah tanpa diketahui oleh orang ia langsung melemparkan batu itu ke kepala pangeran. Tepat pada sasaran batu itu mengenai kepala Labib, tetapi anehnya Labib langsung jatuh pingsan ini juga dikarenakan Labib yang merasa gugup untuk mencium Felicia,. suasana pun berubah menjadi gaduh. alhasil kelas VIII.1 hanya mendapat juara 2 namun, mereka tetap mensyukurinya.

          hah legahnya, untung saja aku ini ahli dalam lempar melempar. jika tadi aku salah sasaran hatiku benar-benar akan hancur. sambil menghayal, Revan berkata dalam hatinya.
            "hoy,..." Felicia mengagetkan Revan yang sedang menghayal
            "eh kamu, drama kamu tadi baguuuussss banget"
          "yey, apanya yang bagus kalau endingnya gak seru" sambil menunjukan raut wajah yang pura-pura kecewa.
       "ya udah entar malam lo bakalan gua teraktir, karena udah sukses." sambil tersenyum Revan memandang Felicia.
             "hah serius, apa karena hari ini aku terlihat cantik?" dengan pede Felicia memamerkan gaunnya
          "hmmm menurutku terlihat sama saja, sama sekali tidak ada yang berubah."

TO BE CONTINUED=================>

              


               
          






Tidak ada komentar:

Posting Komentar