follow me @wirhii

Sabtu, 12 Januari 2019

Review : Novel The Hole - Pyun Hye Young

wirireskyamalia.blogspot.com Judul : The Hole Penulis : Pyun Hye Young Penerjemah Dwita Rizki Pemeriksa aksara : @thetat Penata isi : @nurhasanahridwan12 Perancang sampul : Sukutangan Penerbit : BACA
wirireskyamalia.blogspot.com
Judul : The Hole
Penulis : Pyun Hye Young
Penerjemah Dwita Rizki
Pemeriksa aksara : @thetat
Penata isi : @nurhasanahridwan12
Perancang sampul : Sukutangan
Penerbit : BACA
Novel ini merupakan karya penulis asal Korea Selatan Pyun Hye Young. Novel ini telah mendapatkan nominasi dalam Shierley Jackson Award 2017 dan mendapatkan gelar 10 Thriller novel terbaik 2017 versi majalah Time.

Sesuai dengan penghargaan yang telah diperoleh, novel ini bergenre thriller. Itulah mengapa saya tertarik untuk membeli karena baru pertama kali saya baca novel genre thriller. Novel ini saya beli melalui salah satu platform online. Saya membaca novel ini kurang lebih selama 2 hari dikarenakan bahasanya cukup mudah dipahami even this is translation novel. 

Kisah The Hole ini diawali dengan perjalanan liburan tokoh utama yaitu Oh gi beserta istrinya menggunakan mobil pribadi, hanya saja dalam perjalan tersebut mereka menempuh nasib sial, mereka mengalami kecelakaan lalu lintas yang sangat parah. Nasib naas ini menyebabkan gagalnya liburan Oh gi dan istrinya, sehingga salah satu dari mereka ada yang meninggal dunia dan ada yang koma. Istri Oh gi lah yang meninggal pada kecelakaan tersebut, sedangkan Oh Gi mengalami koma selama beberapa hari.

Saat Oh Gi sadar dari komanya, nasib naas ternyata belum selesai menimpanya. Oh Gi sama sekali tidak bisa menggerakan tubuhnya kecuali tangan kirinya dan mengedipkan matanya, sehingga harus menjalani terapi dan perawatan lanjutan. Oh gi didampingi oleh ibu mertuanya yang sedang berduka karena kehilangan putri satu - satunya. Tak lama setelah tinggal di rumah sakit, masih dalam keadaan yang sama yaitu lumpuh dan tidak dapat berbicara, Oh Gi dan ibu mertuanya pulang ke rumah Oh Gi. Oh Gi mampu mengedipkan mata, dengan cara inilah ia mampu berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Oh Gi menghabiskan hari - harinya hanya berbaring di tempat tidur, dalam masa - masa tersebut ia terus mereka ulang kembali masa - masa hidup bersama istrinya dahulu, mulai dari awal pertemuan mereka hingga penyebab kecelakaan itu terjadi.

Di awal - awal pengenalan karakter akan ada kisah pertemuan awal Oh Gi dan istrinya beserta ibu dan ayah mertua Oh Gi. Pada saat membaca bagian ini, penulis seakan akan mendeskripsikan bahwa kehidupan awal pernikahan mereka memang gak bahagia - bahagia amat kayak pasangan lainnya. Khususnya masalah pekerjaan dan karier, tak jarang Oh Gi dan istrinya menemukan kesulitan
tapi tidak mampu memahami satu sama lain. 

Konflik dari novel ini adalah ketika Oh Gi dengan keadaan lumpuh yang merasa menyesal dan menyalahkan dirinya sebagai penyebab kematian istrinya harus dirawat oleh ibu mertua Oh Gi yang terus terusan berduka atas kehilangan putrinya. Oh Gi yang lumpuh  sangatlah tidak berdaya di depan ibu mertuanya, ia terpaksa harus mengikuti setiap keputusan yang ditetapkan oleh ibu mertuanya. Mulai dari keuangan, jadwal pengobatan, pengasuh, pendeta yang mendoakan dengan harga yang cukup mahal,  hingga karir Oh Gi sebagai dosen semuanya diatur oleh ibu mertuanya.

Ibu Mertua Oh Gi seringkali mengeluh dan bersikap ketus karena harus mengurus Oh Gi, hal ini menyebabkan  rasa bersalah Oh Gi semakin besar. Oh Gi yang tidak berdaya juga terkadang marah kepada ibu mertuanya, saat ibu mertua meninggalkannya dalam kondisi gelap gulita, terlebih lagi ketika ibu mertua Oh Gi memasukan surat pengunduran Oh Gi sebagai dosen yang memiliki jabatan cukup baik di universitas.

Tiba - tiba saja ibu mertua Oh Gi menggali lubang di taman rumah Oh Gi dan istrinya,  sehingga menimbulkan kecurigaan pada benak Oh Gi 'apakah ibu mertuanya akan menguburnya hidup - hidup dalam lubang besar tersebut?' Akhirnya Oh Gi terombang - ambing dalam rasa penasaran tersebut, di satu sisi dia terus - terusan merasa takut, di sisi lain dia juga merasa penasaran. Dia tidak ingin mati dan masih ingin berusaha untuk tetap sembuh, setidak - tidaknya bagian tubuh atasnya berfungsi lagi, karena Oh Gi ingin melanjutkan pekerjaannya sebagai dosen walaupun bagian bawah tubuhya tidak bisa lagi menemukan harapan.

Awalnya saat baca novel ini saya pikir karena genrenya thriller maka akan banyak darah atau ketegangan luar biasa dari adegan kekerasan, tapi ternyata novel ini memiliki daya tariknya sendiri dalam menimbulkan rasa penasaran serta ketegangan yang berbeda dari novel thriller lainya. Alur dan endingnya pun tidak dapat ditebak, untuk itu penulis berhasil menciptakan rasa penasaran bagi pembaca. Pembaca juga mampu merasakan penderitaan Oh Gi yang begitu tidak berdaya dan terkadang dipermalukan.

Hal yang saya suka dari novel ini karena menyingkap sisi - sisi psikologis dari pemeran utama, sehigga banyak banget pembelajaran yang bisa diambil dari novel ini.  Bagian favorite saya dari novel ini ketika diceritakan bahwa Oh Gi pernah menyukai wanita lain dan  hampir berkhianat kepada istrinya, makanya istrinya yang pernah bercita cita sebagai jurnalis membuat surat terbuka, isi surat tersebut sama seperti sebuah kritikan untuk Oh Gi, jleeb banget dah pas baca suratnya. Saya ngedukung sikap istrinya Oh Gi di sini.

Bagian yang buat saya masih bertanya adalah eksekusi dari tokoh novel ini. Nama tokoh - tokohnya  hampir disamarkan semua kecuali nama Oh Gi. Disamarkan menggunakan huruf seperti J,K, dan M. Kadang saya bingung bedain mereka, lebih klop lagi gitu kalo mereka punya nama walapun mereka punya peran yang sedikit sih di novel ini.

Selebihnya saya sangat suka termasuk alur serta bahasanya, walaupun ini novel transletan tapi jleb banget bahasa Indonesianya. Untuk endingnya sendiri, saya gak pernah mempermasalahkan ending untuk sebuah kisah fiksi, karena saya tahu pasti bahwa penulis sangat berhak menentukan, even itu gak sepenuhnya bakal diterima oleh semua pembaca.

Rate yang saya berikan adalah 3.5/5



Tidak ada komentar:

Posting Komentar