follow me @wirhii

Kamis, 04 Juli 2013

How To Show you (part 2)

10:01 PM 2 Comments
Karena waktu itu aku masih kelas 2 SMP, aku benar - benar tidak tahu apa itu gengsi. yang kupikirkan hal yang terpenting adalah Risky tahu perasaanku yang sebenarnya. Maka kukumpulkan keberanianku dan kuberikan surat itu padanya lewat kantor pos. Ini memang sedikit berlebihan, mengantarkan surat cinta lewat kantor pos di tahun 2009, yah mau diapalagi walaupun aku meminjam keberanian orang lain itu tidak cukup supaya aku berani memberi surat itu sendiri.

setiap di sekolah kami bertiga selalu bersama mau itu di kelas, kantin, perpus. Tapi ada hal aneh yang terjadi setelah kukirimkan surat itu. Risky menjauh dariku, hal ini udah menjadi petanda buruk buat aku. petanda buruk yang menjadi tanda kalau aku ditolak, tetapi aku selalu berfikir optimis kalau aku pasti diterima. (Betapa gilanya diriku di masa lalu). Toh kalau aku ditolak juga gak papa, aku bisa berkata jujur saja tentang perasaanku ini sudah buat aku legah. Lagian kami masih bersahabat, aku,Risky dan Nia. Selama aku masih bisa dekat dengannya itu sudah cukup. Tapi kenapa dia menjauh?

Ini benar-benar buatku gelisah. So, aku cerita sama Nia. Nia bilang, sebenarnya ada sesutu yang ingin Risky kasih tau sama aku. tapi, Risky butuh waktu yang tepat.

"Thalita, kamu benar-benar suka sama Risky yah?" Nia mengagetkanku dengan pertanyaan yang membingungkan.

"Nia, kamu gak yakin yah sama perasaan aku dan curhatan aku selama ini? yah jelas dong gak mungkin aku sampe nulis surat kalau aku gak yakin." sambil tersenyum aku bercerita kepada Nia

"Thal, maafin aku yah. Aku mungkin punya kesalahan yang sangat besar sama kamu." sambil memelukku

"Nia? ada apa? kamu gak punya salah kok." dengan singkat aku menenangkan Nia dan suasana pun berubah menjadi sunyi

sepulangku di rumah, aku terus memikirkan maksud dari perkataan Nia yyang membuat perasaanku benar - benar gak enak. Aku cuma berharap hal buruk gak bakalan terjadi. Tiba - tiba hp ku bergetar ada sebuah sms yang masuk.

from Risky (082........)
malam..
maaf Thal ganggu, besok kita ketemuan yah di tempat biasa pas pulang sekolah.

Aku kaget pas baca sms singkat ini, berbagai pikiran menghantui kepalaku. aku terus bertanya kepada diri sendiri apa mungkin besok dia sudah mau jawab? apa dia udah baca suratnya? jantungku benar benar berdetak kencang. Tapi, kenapa aku merasa aneh. Seakan akan aku kehilangan kepercayaan diri.        

Keesokan harinya saat belajar di kelas, aku benar - benar gak konsentrasi yang kutatap hanyalah jam tanganku. berharap, waktu pelajaran di kelas cepat berlalu agar rasa penasaranku juga berlalu. Akhirnya waktu yang kutunggu - tunggu telah tiba, semua siswa sudah keluar dari kelas. Tapi, seakan - akan kakiku membeku dan tak bisa digerakan maka kutenangkan diriku dan mencoba untuk bersikap seperti biasanya.

lalu, akupun berjalan menuju kolam renang sekolah. Tempat aku, Risky, Nia sering menghabiskan waktu. kami gak renang, tapi tempat kami tertawa samapai sakit perut. Akupun tiba, dan kuliat Risky berdiri membelakangiku.

"Hey, Risky." aku memanngilnya

"Thal...thalita kamu udah datang. Aku masih nunggu..." Risky belum selesai bicara tiba-tiba

"loh Nia, kamu ke sini juga?" aku kaget karena Nia juga datang, ini artinya Risky manggil aku buat ngasih tahu jawaban dari surat itu.

"Nia, kamu datang." Risky tersenyum kepada Nia

"iya" Nia menjawab sambil melihatku

"so. kita mau ngapain nih?" aku berusaha memperbaiki suasan yang begitu canggung

"Thal, aku dan Nia mau bicara sesuatu." Risky mengagetkanku

"Kamu dan Nia?" aku bingung

kamipun duduk di pinggir kolam renang, dengan susana yang tidak seperti biasanya. Aku juga belum mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka. Sikap mereka tidak seperti biasanya kepadaku. seakan - akan aku merasa punya banyak salah, sehingg mereka mendiamiku. aku merasa seperti orang yang dibenci oleh mereka.

"Thalita, sebelumya aku minta maaf." Risky memulai percakapan

"maaf?" aku kaget

"aku udah nerima surat kamu"berhenti sejenak

"sebenarnya, bukanny aku gak suka kamu tapi aku suka sama Nia."

Aku benar-benar kaget, tanganku bergetar. aku berusaha menghentikan getaran itu maka kukepal tangnku tetpi getaran itu tak bisa berhenti. air mataku jatuh tetes demi tetes. dan aku tak bisa berkata - kata. hatiku menangis. Tetapi, Risky terus saja berbicara. membuatku ingin marah, ingin pergi tapi kakiku membeku di dalam air kolam.

"maaf Thalita, bener - bener maaf. aku gak maksud nyakitin kamu. aku kira dekat dengan kamu bisa jadi kesempatan aku buat dekat dengan Nia. aku memang suka dengan nia, sebelum ketemu dengan kamu. dan aku sering liat Nia jalan sama kamu... Thalita aku...."

"cukup Ris...." Nia berteriak

aku sudah tidak bisa mengontrol diriku lagi, aku terjatuh ke dalam kolam renang sambil menangis. aku berusaha untuk keluar, air mataku trus menetes. aku berusaha untuk keluar, maka aku berjalan di dalam kolam renang. saat aku keluar, aku berlari pulang dengan keadaan basah kuyup dan telanjang kaki. aku merasa sendiri, terhianati dan tidak ada orang yang berpihak kepadaku. Mengapa harus Nia? orang yang tahu segalanya tentang perasaanku. bukan sekedar tahu, tapi oramg yang terus menssuport aku.

tapi kenyataanya aku cuman dimanfaatkan, rasanya sakit. semua badanku terasa sakit. aku benar - benar telah dhianati dengan pukulan kedua orang yang kusayangi. aku berusaha untuk lupa, tetapi kejadian itu selalu datang ke mimpiku. aku memutuskan untuk melupakan segalanya yang berkaitan dengan mereka berdua. mulai dari barang samapi kenangan telah kubakar.
satu lagi hal yang menyakitkan saat Nia dan Risky ngirim sms "anggap kita tak pernah bertemu" kenapa aku harus mengenal mereka? itu yang menjadi penyesalanku. Tapi, kenapa aku tak bisa berhenti menyukainya? cinta pertmaku Risky