follow me @wirhii

Kamis, 05 Oktober 2017

Dari Pendek Menjadi Panjang, Cerita Perjalanan Jilbabku

Assalamualaikum sahabat blog semua

Jilbab. Saat umurku masih dibilang sangat - sangat muda, saya memutuskan untuk memakai jilbab. Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. Alasan saya ingin mengenakan jilbab pergi ke sekolah karena saya selalu mengangumi cantiknya mama saya saat beliau mengenakan jilbab. Anggun rupanya, saya ingin menjadi cantik seperti mama :)

Waktu itu... saya pake jilbab hanya ketika saya berada di sekolah dan tempat les saja. Saat itu saya belum mengetahui hukum islam mengenai wajibnya seorang muslimah memakai jilbab. Seiring berjalannya waktu, hati saya mulai sedikit berubah. Saya melihat teman - teman saya yang tidak memakai jilbab dandanannya begitu keren dan anggun, hati saya selalu berbisik adakah baiknya saya berpenampilan seperti mereka. Walaupun tidak memakai jilbab mereka tetap cantik asal pakaiannya matching dan rambutnya dirapiin. 

Saya coba sekali keluar rumah tanpa memakai jilbab. Lalu bagaimana respon hati saya? Demi Allah saya merasa aneh, seakan - akan saya keluar rumah seperti orang yang sedang telanjang -.- rasanya ada yang kurang. Bagiku ketidaknyamanan itu adalah tanda hidayah dan tanda baiknya Allah pada saya. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap memakai jilbab. Tibalah saya di usia ABG, saat itu saya masuk pesantren. Kalo tidak salah sekitar tahun 2008. Kebetulan pesantren saya waktu itu masih tergolong pesantren modern, jadi bagaimanapun model jilbabnya, it still welcoming us :) Nah saat itu saya sangat tergiur dengan model - model jilbab yang lagi trendy dan kekinian. Karena gak mau kalah sama teman - teman yang lain jadi saya juga ikut - ikutan pakai jilbab tersebut. 

Sampai suatu ketika salah satu ustazah yang kalo tidak salah mengajar pengajian Ahlak di pesantren saya, menyampaikan suatu ayat dan membahasnya. Yaitu ayat 31 dari surat An-Nur yang artinya :

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’” (Qs An Nuur: 31)

Saya berinisiatif mentelaah ayat ini, dan saat saya membaca "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya" alhamdulillah hidayah kembali menerpa saya :) Jadi saya kembali bermuhasabah, oh jadi perintah jilbab yang benar itu apabila jilbabnya nutup sampai dada. Saya pun memutuskan untuk memanjangkan sedikit jilbab saya  yah hanya sedikit yang pentingkan menutupi dada :D Adanya pemikiran seperti itu karena godaan duniawi masih sangat menerpa diri saya dan usia saya yang masih sangat muda untuk memahami perintah Allah.


Nah saat saya di bangku SMA, saya  membaca sebuah tulisan seorang muslimah di blog, jika fisik terhijab maka sudah pasti hati akan terhijab. Saat itu saya merasa kenapa saya sudah berhijab tapi hati saya belum berhijab? sholat masih sering bolong-bolong, ngaji jarang, gosip rajin. Lagi - lagi saya sulit menemukan jawabannya. Saya merasa risih sendiri kenapa hati saya masih belum berhijab? 

Hingga akhirnya saya masuk kuliah, di waktu ini lah saya mengagumi seseorang yang sampai sekarangpun inshaAllah masih :D Saya selalu berpikir bagaimana caranya supaya bisa modus sama dia, ngomong sama dia, hehe :D Nah Zaman sudah berubah, berbagai kajian positif sudah banyak dalam bentuk video dan dishare di instagram. Dari situ saya banyak belajar, katanya kalo kita mau mendapatkan hati orang yang kita kagumi, maka dekati dulu pemilik hatinya yaitu Allah Swt. dengan cara memperbaiki diri. Demi Allah saya sangat mengaguminya hingga saya berniat memperbaiki diri saya. Saya mulai belajar tentang hijab yang benar, saya mulai mengerti kenapa saya sangat membutuhkan sholat, kenapa saya membutuhkan al-Qur'an, kenapa saya sangat butuh berbuat amal baik. 

Alhamdulillah sejak rasa kagum itu tumbuh, saya mulai mengenakan hijab yang benar - benar menutup dada, saya tidak memakai celana lagi dan saya mulai mengenakan gamis. Semua ini karena hidayah yang terus datang dari Allah swt. dan juga karena dia sang pemilik rasa kagumku. Semua itu masih belum cukup, banyak hal yang masih belum saya mengerti dan ingin saya pelajari. Karena proses itu sangat indah dan sesungguhnya diri ini sangat banyak kurangnya. Mohon maaf jika melenceng sedikit :D jangan tanya dia itu siapa? bahkan orang terdekat ku sekaligus tidak ada yang tahu, hanya saya dan Tuhan yang tahu :) Biarkanlah kelanjutan dari rasa kagum ini hanya Dia (Allah swt.) yang menentukan, saya tidak ingin campur tangan manusia mengotorinya.

Semoga tulisan ini bermanfaat, hal - hal negatifnya dibuang dan hal - hal positifnya disimpan :)

Wassalamualaikum wr. wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar