follow me @wirhii

Kamis, 04 Oktober 2018

Beropini : Sepenggal Resah Pada Kehidupan Sosial

11:15 PM 0 Comments
Assalamualaikum wr. wb


Sudah lama saya ingin menuliskan ini, tentang sedikit rasa resah pada masyarakat di sekitar saya. Awalnya saya ragu, mungkin saja banyak yag menilai ini akan menjadi sebuah kritikan yang tak berdasar, atau hanya menjadi sebuah tulisan belaka yang tak berlaku bagi saya. Intinya ini hanyalah sebuah opini yang kebaikannya harus diambil, keburukannnya dibuang.

Saat berkumpul dalam suatu halaqah positif, tak jarang pemateri selalu mengingatkan kepada kita untuk berusaha menjadi Agent of Change. Jika kamu baru mendengar istilah tersebut, i'll tell you about it on  a short explanation sesuai dengan sebatas apa yang saya ketahui. Agent of Change ditujukan pada seseorang atau kelompok orang yang berupaya  mempengaruhi serta memperbaiki mental targetnya (biasanya targetnya adalah sekelompok masyarakat), agar target tersebut  dapat mengambil keputusan maupun inovasi sesuai dengan harapan yang dianggap baik oleh agent of change. Singkatnya, agent of change akan selalu memiliki ide baru untuk menyelesaikan problematika di sekitarnya. I am sorry if i was wrong dalam menafsirkan agent of change. Saya gak akan bahas panjang lebar tentang agent of change ini, hanya saja dalam beberapa narasi jika membahas agent of change selalu dimulai pada hal - hal yang berat contohnya adalah aspirasi terhadap kebijakan pemerintah lah, politik lah, or something like that, hingga melupakan untuk membahas hal - hal kecil yang juga sangat penting bagi kehidupan sehari - hari. Hal ini tentu saja berakibat fatal dan mengakibatkan keresahan dalam lingkungan.

Hal - hal kecil yang dilupakan adalah seperti ajakan perubahan terhadap sesuatu yang dapat mengganggu kenyamanan orang lain di lingkungan sosial. Hal yang mengganggu tersebut datangnya dari sifat egois ataupun ignorance manusia itu sendiri. Dimulai dari kasus klakson dan lampu lalu lintas. Jika kamu adalah pengguna kendaraan yang sering menyintas di jalan raya, seringkali macet merupakan hal yang paling menjengkelkan dan melelahkan bukan? Ditambah lagi apabila pengendara lain yang terus memainkan klakson di tengah kemacetan yang melelahkan, mereka seakan - akan menjadikan klakson sebagai senjata untuk menembus kendaraan lain yang ada di depannya, padahal gak ada gunanya karna yang dibutuhkan hanyalah bersabar. Folks... Jika kamu salah satunya yang sering memainkan klakson di tengah kemacetan, kamu pasti tahu saat macet terjadi maka kendaraan melaju lambat ataupun berhenti. Yang dibutuhkan di sini adalah saling pengertian antara sesama pengguna jalan, klakson yang berlebihan bisa fatal bagi kondisi psikologis pengendara yang lain. Pengendara lain yang mendengar klakson berlebihan akan tergannggu konsentrasinya, dan dapat mengakibatkan sesuatu yang tidak sama sekali diharapkan, contohya tabrakan. 

Hal ini juga berlaku pada lampu lalu lintas, sedari kecil kita tahu bahwa lampu kuning artinya hati - hati.. tapi tak jarang orang lain menjadikan lampu kuning sebagai lampu hijau (you know what i mean right?). Jujur ... saya sendiri sudah dua kali melihat kasus kecelakaan terjadi di depan mata saya sendiri karena ketidaktaatan terhadap lampu lalu lintas. Hal ini sensitif sekali dan benar - benar harus dipatuhi.

pict source : https://gifer.com/en/29wB

Adalagi hal - hal kecil lain yang berkaitan dengan kejorokan manusia yang menjadikan hidup bersosialisasi menjadi kacau balau, seperti kelakuan after pee atau poop di Toilet/WC Umum. Masih banyak orang - orang pengguna toilet umum sering meninnggalkan jejak mereka di toilet tersebut, just like tetesan pee bahkan bekas - bekas poop yang belum tersiram bersih. Hal ini ditimbulkan karna rasa acuh dari masing - masing individu, padahal kita semua sudah tahu kalo jejak - jejak tersebut adalah sumber infeksius penyakit karna merupakan wadahnya bakteri jahat bertengger. Rasa acuh tersebut berbicara sebagai "emang saya pikirin, yang sakit juga bukan saya" "emang saya pikirin, ada petugas kebersihan yang akan bersihkan" dan lebih parahnya lagi mungkin kebanyakan dari kita tidak memikirkan apa - apa (selesai pee or poop, siram, keluar and then go tanpa sadar apakah ada jejak infeksius yang tertinggal). Coba deh buat perubahan sedikit dalam menggunakan Toilet umum, pastikan dengan betul sebelum kita meninggalkan toilet, toilet tersebut benar - benar bersih. Toilet umum ukurannya tak sebesar kamar hotel,  it's not taking too much time untuk memperhatikan seisi toilet. Paling tidak manfaat untuk diri sendiri adalah memperoleh kebiasaan baik yang akan diturunkan untuk anak - anak kita nanti :P

Keresahan terakhir adalah membuang sampah tidak pada tempatnya. These shit are not taboo anymore, kumasih sering bertanya atau berfikir bagaimana cara untuk menyadarkan orang - orang yang melakukan hal ini? Padahal setiap tempat selalu menyediakan fasilitas tong sampah dilengkapi dengan tulisan buanglah sampah pada tempatnya. Contoh paling sering adalah setelah nonton di bioskop banyak sekali sampah berupa bungkus popcorn dan soda yang ditinggal oleh pemiliknya. Padahal beratnya tidak sampai 1 kg buat dibawa keluar :( Lagi - lagi ini hanyalah masalah kebiasaan saja, jika dari dini terlalu cinta dengan sikap acuh maka hal - hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya akan menjadi hal yang tak pernah dipikirkan. Sebagai generasi milineal, cobalah untuk menanamkan sikap dan sifat peduli terhadap lingkungan sosial because i am pretty sure it just need little effort. Kasihanilah generasi selanjutnya, karena baik serta buruknya sikap dan sifat sehari - hari itu boleh jadi akan menurun secara genetik. 

Paling tidak marilah belajar bahwa kita hidup bertetangga dalam lingkungan sosial dan jika hal kecil saja tak mampu diperhatikan bagaimana dengan hal yang lebih besar lagi? Dari kasus - kasus di atas saya semakin yakin dengan benar adanya kalimat "Didiklah anakmu 20 tahun sebelum ia lahir"