follow me @wirhii

Minggu, 23 Desember 2018

Mantra Jika Kuliah Salah Jurusan

10:30 PM 0 Comments
pict source : Liputan6.com

Alhamdulillah kabar baik di penghujung Desember, saya telah melaksanakan wisuda dan mendapat penghargaan saat itu. Folks.. jika ditanya bagaimana rasanya mengemban pendidikan selama 16 tahun hingga akhirnya selesai, sudah pasti saya akan menjawab "legah". Meski harus melanjutkan kuliah profesi lagi, sekurang - kurangnya animo legah itu muncul karena saya berhasil menyelesaikan penelitian skripsi yang cukup runyem dan rumit. Orang - orang di sekitar memberi selamat bergandengan dengan kalimat yang tak awam lagi "wah tak terasa yah dulu masih SD sekarang sudah sarjana", sebut saja waktu saya pergi ke tempat foto copy langganan saya, saat itu saya lagi copy proposal untuk seminar hasil. Ibu pemilik toko ternyata mengenali saya, padahal terakhir saya ke sana pas kelas 3 SMA. Ibu itu membaca halaman sampul saya yang bertuliskan skripsi, sembari melemparkan senyum beliau mengucapkan selamat "wah selamat nak, tidak terasa yah padahal dulu masih SMA sekarang sudah mau selesai". 

Dari sudut pandang orang lain yang melihat kelulusan saya semuanya hampir sama "tidak terasa sudah sarjana". Saya sedikit bingung, apakah iya memang tidak terasa? untuk itu saya berbincang dengan Mama mengenai hal ini. "Ma, kata orang - orang tak terasa saya sudah sarjana. Kalo menurut mama?" Tanpa berpikir panjang mama langsung jawab "Mama sangat rasa nak, orang mama sama papa yang berjuang supaya kamu bisa sekolah". Tak perlu diperjelas lebih lanjut, dari awal saya sudah bisa menerka, selain saya yang merasakan panjangnya waktu 16 tahun untuk menempuh pendidikan, Mama dan Papa lah orang yang paling kesulitan di saat - saat tersebut. Beliau harus membanting tulang agar saya bisa selesai sekolah. Bahkan terkadang saya lupa, di saat - saat saya mengalami kesulitan dalam menempuh pendidikan ada dua orang lagi yang lebih sulit tapi jarang mengeluh "kedua orang tua".

Saya sangat yakin, sarjana adalah gelar yang banyak diidamkan oleh cendekia. Saya ingin mengajak pembaca kembali ke waktu pertama kali saya memasuki dunia perkuliahan. Berawal dari drama tidak diterimanya saya di perguruan tinggi negeri, hingga akhirnya saya bersih keras tidak mau kuliah apabila bukan jurusan yang saya inginkan. Seringkali saya menuliskan bahwa tidak pernah sekalipun ada niat memilih jurusan farmasi, at least karena saya gak lulus di jurusan yang saya inginkan saya pilih yang bidang keilmuannya sedikit dekat dengannya hehe. Saat pertama kali kuliah, hal yang terasa berat di awal adalah mengerjakan tugas yang begitu banyak dengan model - model yang unik, pake mesin ketik lah, tulisan tangan sampai berlembar lembar lah. Hal - hal tersebut yang menyebabkan saya menciptakan berbagai keluhan yang banyak menyita waktu.

Entah darimana datangnya satu kalimat yang sangat memotivasi saya, "Jalani dan Nikmati Saja". Kalimat ini sering diteriakan oleh teman -- teman di tempat saya kuliah. Sadarku dari berbagai macam keluhan, kalimat tersebut menuntunku melewati berbagai macam arus menuju suatu muara. "Jalani" mulai dari terbentur, terhempas, terbanting, terjatuh. Saya terhasut dengan mantra itu hingga akhirnya saya jalani kesulitan - kesulitan tersebut. Hingga saya tiba pada waktu dimana seiring saya menjalani kerasnya menempuh pendidikan, saya sadar bahwa sikap menjalani tersebut memang bergandengan erat dengan "menikmati". Muncullah analogi, "di waktu saya masih  kecil, saya sudah bahagia  makan nasi dan kecap tanpa lauk pauk" jika dipikir - pikir makanan ini sangat sederhana, namun kebahagiaan itu muncul karena saya sangat menikmati makanan tersebut. 

Kenikmatan itu muncul begitu  saja, hingga akhirnya kugenggam erat ia sebagai perisai ku menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas. Tidak sampai di situ, i am growing up dan menemukan bahwa "Jalani dan Nikmati Saja" adalah mantra yang menghadirkan keikhlasan di setiap saya menyentuh pena, duduk di kelas, dan berkuliah. Mengapa mantra tersebut bisa berhasil? karena ketika saya ingin menjalani jurusan ini, otomatis secara tidak sadar saya jalaninya pake usaha, bukankah menyebrang sungai menuju muara butuh usaha untuk mengayuh dayung perahu? Untuk itu, agar bisa sampai ke muara perkuliahan maka berusahalah, dan jangan lupa berdoa.  Siapapun yang menciptakan mantra itu terimakasih ku setulus - tulusnya, karena secara tidak langsung saya auto terharu menikmati momen wisuda kemarin. 

Jika kamu memiliki kasus yang sama seperti saya, merasa frustasi karena masuk di jurusan yang tidak diinginkan pertama - tama cobalah untuk menjalani dan menikmatinya. CObalah dijalani selama 1 tahun dan terapkan mantra "Jalani dan Nikmati Saja" Plus Berdoa. Barangkali ada berkah serta tujuan Allah swt. meletakan kamu di jurusan tersebut. Seiring waktu kamu akan sadar, waktu SMA kemarin pemikiran masih belum matang karena ego masih menguasai. Tidak ada yang namanya salah jurusan, yang ada hanyalah rasa takut, malas serta ego yang diciptakan oleh diri sendiri.