follow me @wirhii

Sabtu, 10 Agustus 2013

yang manakah jilbab yang diajarkan al'quran dan as-sunnah

8:15 PM 0 Comments
Assalamualaikum ya ukhtina....

alhamdulillah Allah SWT masih bisa memberi saya kesempatan untuk tetap bisa membuat  jari menari di atas keyboard, dan membuat mata memandangi layar laptop yang untuk memikirkan apa yang harus saya share..  dan alhamdulillah Allah maha pemberi petunjuk, yang memberikan saya inspirasi untuk menulis tentang jilbab yang sebenarnya diajarkan dalam islam

dalam surah An-Nur ayat 31 Allah SWT mengatakan kepada umatnya yang perempuan "Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan nya kecuali yang biasa nampak dari pandangan. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan kecuali kepada suami mereka, atau kapada ayah mereka, atau putra-putra mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra suami mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-lakiyang tidak mempunyai keinginan(terhadap kaum wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang auratkaum wanita. Dan janganlah mereka memukul kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

kalimat yang saya tandailah yang akan saya sharing kepada readers sekalian ^^

hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, 
adapun kain kerudung yang dimaksudkan Allah di sini adalah tidak sekadar kain yang menutupi rambut, melainkan kain yang menutupi seluruh kepala termasuk rambut, leher, sampai melewati dada kecuali muka yang boleh keliatan.


lalu kain yang seperti apakah diajarkan dalam agama untuk berjilbab yang sebenarnya? tentulah kain yang bahannya tidak tipis atau transparan yaitu kain yang tidak akan menampakan warna rambut ukhtina sekalian ^^ selain itu juga tidak boleh yang warnanya serupa dengan kulit karena akan mengundang perhatian si fulan sehingga membuat kita berdosa. mengapa demikian? karena salah satu fungsi dari jilbab adalah menutupi tubuh kita dari pandangan si fulan.

Alangkah baiknya juga jika jilbab itu longgar, tidak pas pada kepala dan leher maksudnya tidak menampakan bentuk lekukan kepala hingga leher. 

dan satu hal yang terpenting lagi adalah, jika ukhtina sekalian memang sudah balik dan memahami aturan agama maka, pakailah jilbab itu benar - benar serius. yang saya maksudkan adalah janganlah memakai jilbab hanya pada kegiatan tertentu saja, pakailah jilbab itu kemanapun kaki membawa ukhtina keluar dari rumah atau menemui orang yang tidak termasuk mahram ukhtina sekalian.

mungkin hanya sebatas itu ilmu yang saya dapatkan dan insya Allah telah dan akan terus saya terapkan, ingatlah satu hal ya ukhtina jika saya menulis artikel seperti sebuah ajakan seperti ini, saya tidak pernah memaksa ukhtina sekalian melainkan saya hanya mengingatkan sesama muslimah yang sudah menjadi kewajiban saya sebagai umat Allah SWT. begitupun dengan Islam, yang tak pernah memaksakan kehendak orang lain untuk mengikutinya. keistimewaan islam yang lain adalah apapun pertanyaan kita, islam pasti bisa menjawabnya karena islamlah yang mengatur semua aktifitas yang akan kita kerjakan.

wassalamualaikum








GANTI JUDUL BLOG

5:48 PM 0 Comments
Assalamualaikum the readers...

Alhamdulillah semuanya selesai. hihi baru - batu ini saya sudah memperbaiki alias mengubah design blog saya. yang dulunya bewarna coklat manis berubah menjadi biru cantik. kebetulan warna kesukaanku juga warna biru.

yang dulunya judul blog saya adalah MY HEART SCENES berubah menjadi LOVE RAIN. saya mengganti nama blog bikannya karena bosan dan gak suka sama nama itu, hanya saja saya terinspirasi dari drama korea yang judulnya LOVE RAIN. selain itu saya juga terinspirasi dari hujan yang selalu membasahi bumi. hujan telah memaksa saya mengingat seseorang yang sangat sangat mirip dengannya, biasalah mr.x.



orang ini benar - benar mirip hujan, "kok bisa? kemiriipannya apa?" hujan, ketika sesorang melihat dan mencium baunya maka perasaan  berubah menjadi tenang. tapi ketika seseorang datang menghampirinya dia terasa dingin dan membasahi seluruh tubuh. Begitu juga dengan mr.x. ketika saya memandangnya, maka perasaan saya tuba-tiba lebih baik dari sebelumnya, tapi ketika saya menghampirinya dia begitu dingin dan membuat saya merasa kecewa. ^_^

that's all, so good bye HEART SCENE and welcome LOVE RAIN

Kamis, 04 Juli 2013

How To Show you (part 2)

10:01 PM 2 Comments
Karena waktu itu aku masih kelas 2 SMP, aku benar - benar tidak tahu apa itu gengsi. yang kupikirkan hal yang terpenting adalah Risky tahu perasaanku yang sebenarnya. Maka kukumpulkan keberanianku dan kuberikan surat itu padanya lewat kantor pos. Ini memang sedikit berlebihan, mengantarkan surat cinta lewat kantor pos di tahun 2009, yah mau diapalagi walaupun aku meminjam keberanian orang lain itu tidak cukup supaya aku berani memberi surat itu sendiri.

setiap di sekolah kami bertiga selalu bersama mau itu di kelas, kantin, perpus. Tapi ada hal aneh yang terjadi setelah kukirimkan surat itu. Risky menjauh dariku, hal ini udah menjadi petanda buruk buat aku. petanda buruk yang menjadi tanda kalau aku ditolak, tetapi aku selalu berfikir optimis kalau aku pasti diterima. (Betapa gilanya diriku di masa lalu). Toh kalau aku ditolak juga gak papa, aku bisa berkata jujur saja tentang perasaanku ini sudah buat aku legah. Lagian kami masih bersahabat, aku,Risky dan Nia. Selama aku masih bisa dekat dengannya itu sudah cukup. Tapi kenapa dia menjauh?

Ini benar-benar buatku gelisah. So, aku cerita sama Nia. Nia bilang, sebenarnya ada sesutu yang ingin Risky kasih tau sama aku. tapi, Risky butuh waktu yang tepat.

"Thalita, kamu benar-benar suka sama Risky yah?" Nia mengagetkanku dengan pertanyaan yang membingungkan.

"Nia, kamu gak yakin yah sama perasaan aku dan curhatan aku selama ini? yah jelas dong gak mungkin aku sampe nulis surat kalau aku gak yakin." sambil tersenyum aku bercerita kepada Nia

"Thal, maafin aku yah. Aku mungkin punya kesalahan yang sangat besar sama kamu." sambil memelukku

"Nia? ada apa? kamu gak punya salah kok." dengan singkat aku menenangkan Nia dan suasana pun berubah menjadi sunyi

sepulangku di rumah, aku terus memikirkan maksud dari perkataan Nia yyang membuat perasaanku benar - benar gak enak. Aku cuma berharap hal buruk gak bakalan terjadi. Tiba - tiba hp ku bergetar ada sebuah sms yang masuk.

from Risky (082........)
malam..
maaf Thal ganggu, besok kita ketemuan yah di tempat biasa pas pulang sekolah.

Aku kaget pas baca sms singkat ini, berbagai pikiran menghantui kepalaku. aku terus bertanya kepada diri sendiri apa mungkin besok dia sudah mau jawab? apa dia udah baca suratnya? jantungku benar benar berdetak kencang. Tapi, kenapa aku merasa aneh. Seakan akan aku kehilangan kepercayaan diri.        

Keesokan harinya saat belajar di kelas, aku benar - benar gak konsentrasi yang kutatap hanyalah jam tanganku. berharap, waktu pelajaran di kelas cepat berlalu agar rasa penasaranku juga berlalu. Akhirnya waktu yang kutunggu - tunggu telah tiba, semua siswa sudah keluar dari kelas. Tapi, seakan - akan kakiku membeku dan tak bisa digerakan maka kutenangkan diriku dan mencoba untuk bersikap seperti biasanya.

lalu, akupun berjalan menuju kolam renang sekolah. Tempat aku, Risky, Nia sering menghabiskan waktu. kami gak renang, tapi tempat kami tertawa samapai sakit perut. Akupun tiba, dan kuliat Risky berdiri membelakangiku.

"Hey, Risky." aku memanngilnya

"Thal...thalita kamu udah datang. Aku masih nunggu..." Risky belum selesai bicara tiba-tiba

"loh Nia, kamu ke sini juga?" aku kaget karena Nia juga datang, ini artinya Risky manggil aku buat ngasih tahu jawaban dari surat itu.

"Nia, kamu datang." Risky tersenyum kepada Nia

"iya" Nia menjawab sambil melihatku

"so. kita mau ngapain nih?" aku berusaha memperbaiki suasan yang begitu canggung

"Thal, aku dan Nia mau bicara sesuatu." Risky mengagetkanku

"Kamu dan Nia?" aku bingung

kamipun duduk di pinggir kolam renang, dengan susana yang tidak seperti biasanya. Aku juga belum mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka. Sikap mereka tidak seperti biasanya kepadaku. seakan - akan aku merasa punya banyak salah, sehingg mereka mendiamiku. aku merasa seperti orang yang dibenci oleh mereka.

"Thalita, sebelumya aku minta maaf." Risky memulai percakapan

"maaf?" aku kaget

"aku udah nerima surat kamu"berhenti sejenak

"sebenarnya, bukanny aku gak suka kamu tapi aku suka sama Nia."

Aku benar-benar kaget, tanganku bergetar. aku berusaha menghentikan getaran itu maka kukepal tangnku tetpi getaran itu tak bisa berhenti. air mataku jatuh tetes demi tetes. dan aku tak bisa berkata - kata. hatiku menangis. Tetapi, Risky terus saja berbicara. membuatku ingin marah, ingin pergi tapi kakiku membeku di dalam air kolam.

"maaf Thalita, bener - bener maaf. aku gak maksud nyakitin kamu. aku kira dekat dengan kamu bisa jadi kesempatan aku buat dekat dengan Nia. aku memang suka dengan nia, sebelum ketemu dengan kamu. dan aku sering liat Nia jalan sama kamu... Thalita aku...."

"cukup Ris...." Nia berteriak

aku sudah tidak bisa mengontrol diriku lagi, aku terjatuh ke dalam kolam renang sambil menangis. aku berusaha untuk keluar, air mataku trus menetes. aku berusaha untuk keluar, maka aku berjalan di dalam kolam renang. saat aku keluar, aku berlari pulang dengan keadaan basah kuyup dan telanjang kaki. aku merasa sendiri, terhianati dan tidak ada orang yang berpihak kepadaku. Mengapa harus Nia? orang yang tahu segalanya tentang perasaanku. bukan sekedar tahu, tapi oramg yang terus menssuport aku.

tapi kenyataanya aku cuman dimanfaatkan, rasanya sakit. semua badanku terasa sakit. aku benar - benar telah dhianati dengan pukulan kedua orang yang kusayangi. aku berusaha untuk lupa, tetapi kejadian itu selalu datang ke mimpiku. aku memutuskan untuk melupakan segalanya yang berkaitan dengan mereka berdua. mulai dari barang samapi kenangan telah kubakar.
satu lagi hal yang menyakitkan saat Nia dan Risky ngirim sms "anggap kita tak pernah bertemu" kenapa aku harus mengenal mereka? itu yang menjadi penyesalanku. Tapi, kenapa aku tak bisa berhenti menyukainya? cinta pertmaku Risky



Minggu, 07 April 2013

How To Show You? (part 1)

7:20 PM 0 Comments
AKU..letih bibir mengucap kangen,,

..lelah raga ku untuk ungkapkan yang ada...

..,perasaan yang mengganjal di liang hati,,,,,,,,

,,,berulang kali ungkap rasa yang kurasa...

...tak kuasa lama2 bila tersimpan tak di lontarkan........



.....ingin dekat dengan mu ,

,,walaupun berdiam tak ada kata,,,,

,,tak ingin ungkapkan kata,

,. bagimu kata2 ku angin yang sekejap menghilang...




..mungkin kau kan jauh,,

,mungkin juga kau tak akan mengenal ku lagi,,,

...tapi apakah mungkin aku kan bisa jauh

dan tak mw mengenal mu lagi...



.bila kau menjauh aku kan mendekat,,,

..saat kau mendekat mungkin aku sudah menjauh,,,

,,tapi mungkin kah kau akan mendekat ,,,,??????????{tak tau}}}


karya sahabat

di depan kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Sinta membacakan puisi itu dengan keseriusan yang sampai membuatku harus terhanyut dibawah suasana, rasanya nyessek banget  ngedenger puisi ini. Gimana gak nyessek, seakan-akan tokoh yang diceritrakan di puisi ini adalah gue.

Bait - per bait mengingatkanku kepada peristiwa yang terjadi antara aku, Riski, dan Nia yang dulunya sahabat sejatiku. Peristiwa yang mengingatkan saat aku dicampakan oleh Riski hanya karena tak dibiarkan menembus ruang hatinya, hanya karena baginya aku hanyalah seorang pengganggu dalam hidupnya. hanya karena...

Ahh,, kenapa bayangmu selalu ada di pikiranku Riski? Sangat susah untuk membuang semua hal tentang kamu dari fikiranku, mulai dari sayang sampai benciinya aku sama kamu. Rasa ini sudah bercampuk aduk yang membuatku dilema sebenarnya aku masih sayang atau sudah membencimu?

Saking tak terasanya aku melamun karena menghayati puisi yang dibawakan sinta, aku benar-benar tidak menyadari kalau kelas sudah kosong. Semua teman-temanku yang lain sudah pada pulang, kecuali Dhea. Barulah aku tersadar saat Dhea menyadarkanku dari lamunan yang merupakan mimpi buruk bagiku.

"Hey! Thalita, waduh siang-siang gini jangan ngelamun ta' entar lo kesambet".

"Eh, Dhea. nggak gue gak ngelamun kok."

"Udahlah, yuk kita pulang." Dhea menarik tanganku

"Em, kamu pulang duluan aja yah. Aku masih mau tinggal di sini." akupun menolak ajakan dhea dan tetap duduk di kelas ditemani oleh ributnya suara siswa lain yang ada di luar kelas. Lama kelamaan rasanya bosan juga duduk ngelamun sendirian di kelas, maka dari itu kuputuskan untuk pulang.


Akupun mengendarai motor beat biruku, di perjalanan pulang kulihat suatu tempat yang menarik perhatianku. Tempat ini seakan memaksaku untuk memarkir motor agar aku dapat melihat tempat yg menarik perhatianku ini. Ternyata, aku baru menyadari kalau di tempat ini tepat di depan gerbang sekolahku waktu masih SMP dulunya adalah tempat pertama kali aku bertemu dengan Risky. Ternyata, bukan masalah tempatnya yang menarik hatiku untuk mengunjungi tempat ini. permasalahnnya adalah Risky ada tepat di hadapanku. Hatiku bagaikan balon udara yg kehabisan gas, ujung lidahku  mulai membeku dan menjalar sampai tenggerokanku. Mataku hanya bisa melihat sepatu yang dia pakai, kucoba membalikan badanku dan mulai melangkahkan kaki menjauh dari tempat itu.


"Thalita, Thalitaaa." Tiba-tiba terdengar suara yang tak asing itu, kuberhenti sejenak di tempatku dan berusaha untuk tidak berbalik ke belakang. 5 detik kemudian kulanjutkan langkahku untuk menjauh dari tempat itu.

 "Thalita, tunggu." Risky menahanku.

"Ada apa Risky? kalau mau cari masalah jangan sekarang yah. Nanti aja, kalau gue punya waktu buat main-main." dengan mata sinis kalimat ini keluar secara refleks, oh my god aku juga gak tahu bisa-bisanya kalimat itu keluar dari mulutku.

"Ya ampun Thal, kamu kenak-kanakan banget yah. Aku cuman mau nanya alamatnya kepala sekolah kita dulu itu di mana?" balas Risky dengan tatapan seakan-akan mau menjatuhkanku alias buat gue malu.

"Oh itu, kamu tanya aja sama Nia. SMS dia bisa kan? soalnya gue cuma tau tempatnya tapi gak tahu alamat jelasnya." kupasang senyuman kecut di hadapannya.

"hemm ya udah, oke."

"oke, kalau gitu. dah." kunaikan tanganku sambil melambai satu kali dan kembali melanjutkan langkahku menuju tempat terpakirnya motorku.

dear diary,

hari ini gue ketemu sama prince of white horse. terjadi percakapan singkat yang gak penting buat gue. gak ada yang berubah dari dirinya, dari dulu sampai sekarang rasanya sama aja. karena dulu sampai sekarang aku masih tetap mikirin dia, aaaa udahlah untung kalau dia juga masih mikirin aku. kalau nggak? apa aku ini orang yang paling bodoh di dunia, karena terus berharap akan sesuatu yang mustahil .aku masih ingat kejadian waktu itu, kejadian di mana kalimat "astaga Thalita, aku harap kamu jangan gr yah. selama ini aku ngedeketin kamu karena aku sayang sama sahabat loh. Maaf kalau ini menyakitkan, tapi kenyataanya emang seperti itu. dan kamu gak boleh paksa aku buat suka sama kamu, kamu gak boleh ngelarang aku sayang sama sahabat kamu. is this clear, right?" keluar dari mulut risky di hadapan banyak orang. Damn! kalimat ini merupakan mimpi buruk dalam hidup gue.

Pagi yang indah, membuat gue tergoda akan aromanya yang khas dan memaksa gue buat ngelupain kejadian kemarin. keep smile Thalita. Seperti biasa, gue adalah orang yang selalu datang duluan diantara teman-teman kelas gue. Sambil nunggu yang lain datang gue luangin waktu buat lanjutin baca novel favorite gue, di bawah pohon depan kelas. Aroma pagi yang khas itu tiba-tiba tergantikan oleh aroma yang sangat kukenal, aroma yang menyisakan kenangan.

"ah, hidungku pasti salah. kalaupun memang benar kan bukan cuma risky di dunia ini yang memakai parfum ini."

 akupun lanjut membaca, tiba - tiba  aku dikejutkan oleh seseorang yang melintas di hadapanku. aku tidak sempat melihat wajahnya, tetapi aku tahu orang itulah yang memiliki aroma parfum seperti aroma parfum Risky. ini benar - benar tidak membuatku nyaman, hatiku akan terus penasaran jika tidak melihat wajah orang itu. maka kuputuskan untuk memanggilnya.


"hei, permisi..." aku berteriak memanggil orang itu yang sudah melangkah jauh dariku.


orang itu tidak berhenti, maka kukejar. "RISKY.." aku berteriak. entah mengapa aku memanggil nama Risky kepada orang itu, tapi anehnya orang itu berhenti. tanganku mulai gemetar dan kuputuskan untuk berbalik. saat kulangkahkan kakiku untuk kembali ke kelas tiba-tiba "Thalita...kamu thalita yah?" orang itu memanggilku. akupun berbalik dan....... dia benar-benar Risky.

"loh, Ri...ris...ky ngapain kamu di sini?" dengan gagap aku menanyakan pertanyaan itu.

"oh, pasti kamu kaget yah. aku dan Nia pindah ke sekolah ini."

"pindah? kamu dan Nia?" aku kaget

"iya, emangnya salah yah? maaf kalau buat kamu nggak nyaman. tapi aku dan Nia pindah ke sekolah ini karena punya alasan."

"alasan? alasan apa?" aku bertanya dengan wajah dan aksen seperti orang yang ingin mati penasaran.

"maaf, tapi kamu gak perlu tahu. ini urusan pribadi. eh, Sorry aku  harus ke kantor guru."

"eh..eh iya udah kamu pergi sana."

sumpah kenapa setelah kejadian buruk di masa lalu itu terjadi, setiap bertemu dengan Risky aku benar-benar selalu bertingkah bodoh. dan juga alasan? apa alasan Risky dan Nia pindah ke sekolah ini? selama ini, aku udah cukup tenang karena jarang bertemu dengan mereka lagi. Tapi..... yah aku tidak boleh bersikap seperti anak kecil, aku harus bersikap seperti biasanya, anggap saja mereka itu adalah orang yang baru kukenal. toh, seiring jalannya waktu aku pasti bisa membiasakan diri.



2 bulanpun berlalu, aku sekelas dengan Risky dan Nia tapi syukurlah ternyata aku bisa menjalaninya. Walaupun kami bertiga tidak pernah saling berbicara, ataupun saling sapa. Aku ingin mengajak mereka berbicara tapi aku juga tidak ingin. kenangan itu masih belum bisa kulupa.



4 tahun lalu saat aku masih duduk di kelas 2 SMP aku menyukai seseorang yang bisa dibilang cinta pertamaku, di masa puberku ini pastinya aku sering curhat dengan sahabatku Nia tentang orang yang kusukai itu. Entah kenapa, aku merasa orang itu sering memandangku. Sehingga akupun berkesimpulan kalau dia juga suka sama aku. yang bikin aku tambah yakin kalau dia juga suka sama aku, kita jadi sering chatting gitu di social network. Hari - hariku benar benar berwarna, setiap saat aku selalu berharap pagi cepat datang menghampiriku dan aku bisa pergi ke sekolah agar bisa bertemu dengannya, aku selalu memegang handphone agar bisa chattingan dengan dia.



Akupun merasa sangat berbunga - bunga karena setiap hari ada yang selalu menyemangati hariku, mengingatkanku untuk belajar dengan baik, mengajakku jalan-jalan. Aku gak peduli tentang status, yang kupikirkan hanyalah dia selalu dekat denganku. Tapi tak semua rasa manis yang kurasakan, perlahan - lahan rasa manis itu berubah menjadi hambar. Setiap dia mengajakku jalan ke luar, dia juga selalu ngajak Nia. Saat kami jalan bertiga, aku merasa tidak dipedulikan. Awalnya, itu tidak membuatku resah karena aku percaya dengan Nia. Tapi, lama kelamaan hatiku sangat resah walaupun aku selalu berusaha memikirkan hal positif namun instingku mengalahkan pikiran positif itu.



Maka aku memutuskan untuk menembak Risky, orang yang kusuka. Aku menuliskan sebuah surat, melalui surat itu aku bilang kalau dia adalah cinta pertamaku.

 to be continued